Laman

Sabtu, 19 Februari 2011

Mengikis Fenomena Mutanabby dengan Euphoria Rabi'ul Awwal


A. B. Zuhair*)

Sejak awal millennium ini, khususnya di Indonesia sering kita dengar tentang munculnya kembali beberapa orang yang mengaku dirinya sebagai nabi, atau sering kita menyebutnya dengan nabi palsu (mutanabby). Dan obyek dakwah mereka tak lain adalah kalangan awam Muslimin yang tampaknya begitu mudah tertarik dan bahkan sampai mengunggulkan ajaran mereka daripada ajaran Alquran dan Sunnah Muhammadiyah. Fenomena ini sungguh mengejutkan, mengingat Indonesia dikenal sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Ataukah mungkin ini menunjukkan masih lemahnya kepedulian para pemimpin kita terhadap kemurnian agama terbesar bangsanya?

Jumat, 18 Februari 2011

Dalil Perayaan Maulid Nabi

Oleh: Zarnuzi Ghufron*)

"Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira ".(QS:Yunus:58)
Abu Saikh mengeluarkan riwayat dari Ibnu Abas ra. tentang tafsir ayat ini: bahwa yang dimaksud dari kurnia Allah  disini adalah Ilmu dan yang dimaksud dari rahmat Allah adalah Nabi Muhammad saw. Allah berfirman:
"Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". (Al hafidz As-Suyutiy, Ad-Dur  al-Mansur/4 hal.364). penafsiran serupa dapat pula  kita jumpai di kitab Ruhul Maani 10. hal. 141, Tafsir Abi Suud 4. hal.156, Tafsir Kabir 18 hal. 123. Hal ini bukan berarti kita menafikan penafsiran yang lian, seperti menafsiri makna rahmat disini dengan al Quran, Iman, Islam, atau yang lainnya, karena memang rahmat Allah sangat luas dan rahmat terbesar bagi kita adalah Nabi Muhammad saw. karena beliu adalah rahmat seluruh alam.

bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah Dia berikan kepada kita adalah suatu kewajiban bagi kita. Ekpresi syukur dapat dilakukan dengan beragam cara selama dalam nilai-nilai ketaatan kepada Allah. Mengingat hari-hari tertentu  dimana kita mendapat nikmat dengan selalu mensyukurinya adalah hal yang diajarkan Nabi saw.
Nabi saw. ketika ditanya tentang puasa hari senin beliu menjawab" hari tersebut adalah hari saya dilahirkan dan hari saya diutus atau hari saya diturunkan"(HR. Muslim) 

Al Hafidz Ibnu Rojab al Hambaliy mengomentari hadis ini:" Didalam hadis ini ada sebuah isyaroh, yaitu disunahkanya berpuasa pada hari-hari Allah memberi nikmat kepada hambnya. Dan nikmat terbesar bagi umat ini adalah adanya Nabi Muhammad dan diutusnya beliu sebagai rasul bagi mereka, sebagaimana firman Allah: "Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri" maka puasa pada hari dimana Allah memperbaharui nikmat hambanya yang beriman adalah sangat terpuji, dan hal tersebut kategori membayar nikmat dengan rasa syukur.