Dhofirul Yahya*)
Setiap manusia tentunya mempunyai tingkat kesabaran yang
berbeda-beda, dan tiap kesabaran itu sangat berpengaruh sekali terhadap diri
seseorang dalam menjalankan hidupnya, dalam menata tatanan hidupnya, dalam interaksi antar sesama, serta dalam interaksi
dia kepada tuhannya, tuhan yang menciptakan dan memberikan kelangsungan hidup pada
dirinya, yang mana dia selalu diberi rizki yang tidak terhitung nilainya,
sebagaimana di firmankan Alloh SWT:
"Dan jika kamu menghitung ni'mat
Alloh, tidaklah kamu akan mampu menghinggakannya, sesungguhnya manusia itu
sangat dzolim dan sangat mengingkari (ni'mat Alloh)". (QS: Ibrahim:34).
Dengan kesabaran dia
dapat mengendalikan dirinya. Dengan sifat sabar juga mahluk disekelilingnya menjadi
senang dan selalu sayang kepadanya. Dimana Sabar dapat membuahkan ketentraman
pada diri juga mahluk sekitarnya, dapat membuahkan sifat rahmah kasih sayang kepada
mahluk dan alam sekelilingnya, oleh sebab itu yang dilangitpun juga akan
menyayanginya, sebagaimana sabda Nabi SAW:
" Berilah kasih
sayang pada orang-orang yang ada di atas bumi maka mahluk yang dilangit akan
memberikan kasih sayang padamu".
Alangkah
mulyanya Orang yang bersabar dimata semua mahluk, lebih-lebih dalam pandangan
Alloh, dimana Alloh SWT akan selalu menyukai orang-orang yang bersabar, karna
sifat sabar adalah sifat para nabi dan rasul-rasul Nya, sifat para kekasih
pilihan Nya. Dengan sabar derajat seorang dapat terangkat disisi Alloh dan Ia
akan sesalu bersamaNya, sebagaimana telah di tuturkan dalam firmannya:
"Hai orang-orang yang beriman, jadikan
sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Alloh beserta orang-orang
yang sabar ". (QS:Albaqoroh:53).
Dalam ayat lain
disebutkan:
"Dan ta'atlah kepada Alloh dan
Rosul-Nya dan janganlah berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu gentar dan
kehilangan kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang
yang sabar" (QS: Al Anfaal:46 ).
Sungguh benar-benar mulya
orang-orang yang mau bersabar dengan ujian dan cobaan Alloh dalam hidupnya.
Sebaliknya Alloh tidak menyukai orang-orang yang tidak bersabar.
Setiap orang yang hidup di muka
bumi, maka ia tidak akan lepas dari ujian dan cobaan, karna pada hakekatnya
ujian dan cobaan adalah untuk menguji seberapa besar kesabarannya dalam menghadapai
ujian dan cobaan dalam hidupnya, dimana dengan kesabaran ia akan bertambah
sadar bahwa segala sesuatu tidak ada yang berhak menentukan kecuali Alloh
dengan Qodlo dan Qodarnya, ia akan bertambah sadar bahwa tempat kembali segala
sesuatu hanya pada Alloh semata, manusia hanyalah berusaha dan setelah itu
menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya, Allohlah yang mengatur serta menentukan
segala urusannya. Alloh menyebutkan dalam Al Qur'an:
"Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka kamu bertawakallah kepada Alloh,
sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadanya"(QS:
Ali Imran:159).
Dalam hal kesabaran, para 'ulama telah membagi sabar dalam tiga kategori, yaitu:
Pertama: Sabar
alal bala' (sabar terhadap ujian Alloh),
Setiap manusia akan di uji dalam
hidupnya oleh Alloh. Yang mana dengan ujian itu, Alloh masih menunjukkan rasa
kasih sayang terhadap mahluknya, karna dengan adanya ujian, Mahluk akan semakin
mengerti dan sadar bahwa dirinya tidak akan dapat berbuat apa-apa kecuali
dengan kehendak dan pertolongan dari-Nya. Dengan begitu ia akan semakin merapat
kepada Alloh sebagai wujud ketaatan dan loyalitas penghambaannya pada Nya.
Sebagaimana misal Alloh menjadikan seeorang miskin setelah kaya, sesungguhnya
kemiskinan itu adalah ujian dan cobaan Alloh, seberapa besar seorang hamba
tersebut dapat bersabar dan tambah mendekat kepada Alloh dengan meminta terus
kepada-Nya tanpa putus asa, dimana
hikmah dibalik kemiskinan itu ia akan lebih bersungguh-sungguh dalam ibadahnya
dan memintaan kepada tuhan-Nya, Walau permintaan itu tidak di berikan secara
langsung, Alloh akan memberikannya yang lebih baik menurut Alloh atau
memberikannya kelak di akherat.
Sebagaimana orang miskin Alloh juga menjadikan orang kaya adalah sebagai
suatu cobaan, seberapa besar orang tersebut dapat membawa amanah dari
kekayaannya itu, kelak diakherat ia akan ditanya lebih banyak dan lebih lama
dari pada orang miskin, dari mana dia mendapatkan harta, dan digunakan untuk
apa kekayaannya itu. Dan akan selamatlah orang-orang yang dapat memegang amanah
yang telah diberikan oleh Alloh kepadanya.
Sebaliknya Ketika Alloh membiarkan seseorang dari
mahluknya, dengan mudah Alloh akan membiarkannya tanpa memberinya ujian dan
cobaan, sehingga berakibat pada
kecongkakan dan kesombongannya kepada sesama dan juga kepada tuhanNya, yang mana
Alloh tidak menyukainya. kita lihat raja Fir'aun, dalam hidupnya mulai lahir
hingga akhir kematiannya Alloh membiarkannya, dengan tidak memberikan ujian dan
cobaan padanya. sebagaimana dalam riwayat ia tidak pernah sakit, walau sakit
kecilpun. Akibat dari itu muncul rasa congkak dan sombong pada dirinya dengan
mengatakan bahwa "akulah raja yang yang tidak pernah sakit, raja yang harus
disembah ". Bukan saja dia kafir dan menyekutukan Alloh, lebih dari itu,
ia memplokamirkan diri dengan mengangkat dirinya sebagai tuhan. Naudzu billahi
mindzalik.
Alloh adalah dzat yang menitipkan segala sesuatu pada
mahluknya yang sewaktu-waktu akan mengambilnya. Sesungguhnya sesuatu yang hilang pasti ada
gantinya, dan mungkin ganti itu lebih baik dari pada yang hilang. Ujian
terberat dari seseorang hamba adalah ketika ia harus terpisah dari sesuatau
yang dicintai dan senanginya, sebagaimana seseorang kehilangan kekasih yang ia
cintai dan orang tua yang di tinggal mati oleh anaknya. Sesungguhnya Sesuatu
yang hilang tersebut akan diganti oleh Alloh dengan yang lebih baik menurut
Alloh, ketika ia sabar dan ikhlas. Sebaliknnya ketika seseorang kehilangan
Alloh maka tidak akan ada yang menjadi gantinya karena dialah satu-satunya
tuhan yang dituju seluruh mahluk seluruh alam jagat raya, tuhan yang penuh
Rahman dan Rahim kepada seluruh mahluknya.
Kedua: Sabar
alat to'ah (sabar dengan selalu istiqomah berbuat taat kepada Alloh)
Dalam menjalankan ibadah ketaatan kepada Alloh, seseorang tidak lepas
dari godaan-godaan yang dapat memalingkannya dari kontiunitasnya dalam
beribadah kepada Alloh. Syetanpun tak henti-henti akan selalu menggoda manusia
untuk melemahkan dan menjatuhkan imannya selagi hamba itu masih menyembah
tuhannya Alloh Azza Wajalla, sehingga dengan begitu diharapkan ia kelak menjadi
penghuni neraka sebagai teman abadi syetan dan iblis selama-lamanya. Nauzubilla
hi mindzalik. Sebagaimana Alloh telah menjadikan syetan-syetan baik dari jenis
manusia dan jin sebagai musuh dari tiap-tiap nabi, sebagai ujian dan rintangan
baginya dalam kontiunitasnya menuju kepada Alloh SWT. Sebagaimana di tuturkan
dalam Al Qur'an:
"Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin. Sebagian mereka
membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah
untuk menipu (manusia). Jikalau tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan
mengerjakannya. Maka tinggalkanlah mereka dan yang mereka ada-adakan". (QS:
Al An'am:112).
Ketiga:Sabar alal ma'siat (sabar untuk tidak
berbuat maksiat).
setiap manusia tentu diciptakan disertai dengan nafsu, dimana nafsu
selalu condong dan mendorong manusia untuk berbuat kepada kejahatan dan kejelekan,
sebagaimana telah dikisahkan dalam Al Qur'an:
"Dan aku tidak membebaskan
diriku(dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Tuhanku maha pengampun lagi maha
penyayang".( QS. Yusuf:53).
Sungguh nafsu merupakan bagian dari ujian Alloh SWT untuk menguji
hambanya kecuali nafsu yang dirahmati oleh Alloh SWT(sebagaimana nafsu
mutmainnah dan nafsu mardiyyah), tinggal bagaimana seorang hamba tersebut dapat
menguasahi dan mengendalikan nafsu jeleknya, dengan bersungguh-sungguh dalam
mujahadah dan memotong kesukaan dan kesenangan nafsunya. Tetkala ia dapat
mengendalikan dan menguasai nafsunya dengan mengarahkan dan menjadikannya
sebagai pompa pendorong untuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada Alloh SWT,
dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-larangan Nya, dengan menjauhi
maksiat kepada Nya, maka ia patut menyandang predikat muttaqin, predikat yang
selalu di harapkan kekasih-kekasih Alloh. Dengan predikat muttaqin manusia
dapat mengungguli derajat para malaikat disisih Alloh. Sebagaimana firman Alloh:
" Hai manusia sesungguhnya aku menciptakan kamu dari seorang laki
dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal .Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Alloh maha mengetahui lagi maha menyayang". (QS: Al Hujuraat:13).
Sebaliknya orang yang tidak dapat
menguasahi dan mengendalikan nafsunya, maka ia akan bisa jatuh kederajat yang bisa
lebih rendah dari pada hewan, karena disebabkan memanjakan dan menuruti nafsu
jeleknya. Kalau kita menengok dalam fenomena yang ada, telah terjadi banyak
perbuatan zina dan pelacuran, hingga tanpa pandang bulu, ada kakek yang tega menyetubuhi
cucunya, orang tua menyetubuhi anaknya, dan banyak lagi fenomena-fenomena yang
tak sedap dipandang lainnya, padahal Alloh telah mengingatkan:
"Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji. Dan suatu jalan
yang buruk" (QS: Al-Israa': 32)
Alangkah hinanya orang-orang seperti ini daripada kambing, hewan yang
tidak mempunyai akal sedang manusia mempunyai akal tetapi tidak digunakannya
karena sudah tertutup akal oleh nafsunya. Kita tahu banyaknya pencurian mulai
dari maling kecil, maling ayam hingga maling Negara "korupsi" yang
menyebabkan kerugian banyak orang. semua itu karena syahwat terhadap harta yang
telah menutup dan membelenggu mata
hatinya. Dengan jalan pintas untuk mendapatkan harta, ia lewati jalan yang
tidak halal dengan tanpa mengindahkan aturan-aturan agama. Begitu juga syahwat
terhadap jabatan yang tak terbendung, yang menyebabkan ia buta untuk selalu
ingin medapat dan menduduki jabatan itu, hingga tanpa pandang bulu siapa yang
menghalangi langkahnya, maka ia akan menendang dan menyingkirkan jauh-jauh dari
hadapannya. Demi jabatan juga ia rela memutuskan sillaturrahim dan kekeluargaan
pada saudara-saudaranya, padalah ia tahu memutuskan sillaturrohim adalah dosa
besar, perbuatan yang tidak disukai oleh Alloh SWT.
Kesabaran merupakan
bekal bagi tiap insan mu'min untuk selalu menjadikannya sebagai wasilah ibadah
kepada Alloh jalla Wa ula, karena setiap kesabaran ada nilai ganjarannya. ketika
setiap amal perbuatan baik kita lakukan dengan kesabaran, maka amal tersebut
akan berbuah pada keikhlasan, yang berarti dengan keihlasan tidak ada sesuatu
yang kita harapkan dari setiap amal perbuatan kecuali ridlo Alloh semata. Karena
tidak ada kenikmatan yang abadi di dunia ini kecuali dengan ridlo Alloh dengan
selalu bersamanya. Semoga kita termasuk orang-orang yang sabar, orang-orang
yang dipilih dan dicintai oleh Alloh. Dengan begitu kita akan selalu lurus
dalam keta'atan dengan lindungan hidayah dan ridlo-nya. Amiin.
*)Penulis adalah mustasyar PCI NU Yaman.
*)Penulis adalah mustasyar PCI NU Yaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar