Laman

Jumat, 14 Mei 2010

Diskusi ke-II LDNU YAMAN, Maulidan, Mana Dasarnya?

Tareem- Dalam mengalawi pembahasan makalah, Saudara Nuzulul Bawakil selaku pemateri utama diskusi dwi mingguan kali ini mengingatkan bahwa kebutuhan kita akan dalil-dalil yang menjadi landasan maulid sudah selayaknya tergolong kebutuhan primer bagi kaum nahdliyyin khususnya dan kaum muslimin umumnya.
Mengingat semakin semaraknya aliran yang serampangan melantangkan suara takfiir dan tasyriik, Mahasiswa tingkat V Kuliah Syariah al-Ahgaff ini juga berupaya mensupport para diskusan agar bersinergi untuk menggali kembali landasan maulid sekaligus memahami hakikat maulid yang benar.
“Tujuan utama perayaan maulid sejatinya adalah mengingatkan kembali sejarah Nabi Muhammad SAW, menghidupkan dan menanamkan rasa mahabbah kepada Beliau di dalam hati,” tandas Nuzul, sebutan akrab pemateri.
Selanjutnya, dia membahas kata maulid secara gramatikal Arabia, bahwa kata ini merupakan isim zaman wal makan (kata dasar yang menunjukkan masa dan ruang). Berdasarkan data sejarah sesuai yang dicatat oleh Ibnu Katsir dalam tâtikh-nya, “kali pertama yang megadakan perayaan maulid adalah Raja al-Mudzaffir Abu Sa’id. Beliau merayakan pada bulan Robi’ul Awwal. Perayaan yang amat meriah dan megah. Beliau merupakan sosok raja yang tangkas, pemberani, cerdas, dan bijaksana. Semoga Allah merahmati beliau dan memuliakannya”. Ini juga terdapat dalam kitab Jalaluddin as-Suyuthie berjudul al-Haawie lil Fataawie (1/292).
Secara singkat, tepat, dan padat, dia memaparkan dalil-dalil maulid sekaligus bantahan atas hal-hal (seperti pengkhususan hari, berkumpul dalam suatu tempat demi perayaan ini (al-ijtima’), dan sebagainya) yang dipermasalahkan oleh sebagian muslim yang anti-maulid. Dengan santai tapi pasti, beliau kupas satu persatu tanpa banyak melihat kitab yang dijadikan panduan oleh panitia.
Peserta makin antusian dan menyimak penjelasan. Acara makin seru saat sesi tanya-jawab dan problem-problem yang diutarakan oleh sebagian diskusan untuk dibahas bareng dalam diskusi kali ini. Makin lama tempat diskusi pun makin dipenuhi oleh peserta. Ruangan Musholla lantai dua asrama Kuliah Syariah Ahgaf itu penuh total.
Hingga tak terasa akhirnya sudah jam sebelas malam, acara ditutup oleh moderator, saudara Fakhruddin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar