Laman

Minggu, 20 November 2011

MENGUJI KESABARAN

 Dhofirul Yahya*)

Setiap manusia tentunya mempunyai tingkat kesabaran yang berbeda-beda, dan tiap kesabaran itu sangat berpengaruh sekali terhadap diri seseorang dalam menjalankan hidupnya, dalam menata tatanan hidupnya,  dalam interaksi antar sesama, serta dalam interaksi dia kepada tuhannya, tuhan yang menciptakan dan memberikan kelangsungan hidup pada dirinya, yang mana dia selalu diberi rizki yang tidak terhitung nilainya, sebagaimana di firmankan Alloh SWT:

 "Dan jika kamu menghitung ni'mat Alloh, tidaklah kamu akan mampu menghinggakannya, sesungguhnya manusia itu sangat dzolim dan sangat mengingkari (ni'mat Alloh)". (QS: Ibrahim:34). 

Dengan kesabaran dia dapat mengendalikan dirinya. Dengan sifat sabar juga mahluk disekelilingnya menjadi senang dan selalu sayang kepadanya. Dimana Sabar dapat membuahkan ketentraman pada diri juga mahluk sekitarnya, dapat membuahkan sifat rahmah kasih sayang kepada mahluk dan alam sekelilingnya, oleh sebab itu yang dilangitpun juga akan menyayanginya, sebagaimana sabda Nabi SAW:

" Berilah kasih sayang pada orang-orang yang ada di atas bumi maka mahluk yang dilangit akan memberikan kasih sayang padamu".

  Alangkah mulyanya Orang yang bersabar dimata semua mahluk, lebih-lebih dalam pandangan Alloh, dimana Alloh SWT akan selalu menyukai orang-orang yang bersabar, karna sifat sabar adalah sifat para nabi dan rasul-rasul Nya, sifat para kekasih pilihan Nya. Dengan sabar derajat seorang dapat terangkat disisi Alloh dan Ia akan sesalu bersamaNya, sebagaimana telah di tuturkan dalam firmannya:

Senin, 07 November 2011

Korelasi antara Ditutupnya Pintu Kenabian dan Kesempurnaan Islam

Oleh: Zarnuzi Ghufron *)

Muqodimah
Nabi Muhammad saw selain sebagai nabi dan rasul, beliau juga adalah sebagai penutup para nabi (Khotamun Nabiyiin) sehingga risalah (kerasulan) beliau menjadi penutup risalah para rasul, karena nubuwah (kenabian) telah ditutup, sedangkan setiap rosul adalah pasti nabi. Oleh karena itu, tidak akan ada syariat baru setelah syariat Nabi Muhammad saw.

Di dalam agama Islam, keyakinan bahwa Nabi Muhammad adalah sebagai nabi yang terakhir adalah bagian dari pondasi agama, sehingga orang yang mengingkari keyakinan ini bisa menjadi kafir dan keluar dari agam Islam . Keyakinan ini selain berdasar pada al-Quran dan Hadis Mutawatir, juga telah menjadi Ijma para sahabat nabi dan para ulama. Oleh karena itu, para sahabat nabi semuanya sepakat untuk memerangi Musailamah al-Kazhab dan menghukuminya sebagai orang murtad dan kafir dikarenakan dirinya mengaku sebagai nabi setelah Nabi Muhammad dan dia menolak untuk diajak bertobat. Dan tidak ada satupun dari sahabat nabi yang keluar dari kesepakatan tersebut. Musailamah adalah orang pertama yang mencoba membuka pintu kenabian di dalam Syariat Nabi Muhammad, dan setiap nabi palsu di zaman setelahnya adalah mengikuti jejak dirinya . Gelar al-Kazab (Sang Pembohong) yang disandang Musailamah adalah gelar yang diberikan oleh Nabi Muhammad kepadanya, hal ini adalah sebagai salah satu bukti bahwa nabi mengingkari pengakuan Musailamah sebagai nabi.