Laman

Senin, 07 November 2011

Korelasi antara Ditutupnya Pintu Kenabian dan Kesempurnaan Islam

Oleh: Zarnuzi Ghufron *)

Muqodimah
Nabi Muhammad saw selain sebagai nabi dan rasul, beliau juga adalah sebagai penutup para nabi (Khotamun Nabiyiin) sehingga risalah (kerasulan) beliau menjadi penutup risalah para rasul, karena nubuwah (kenabian) telah ditutup, sedangkan setiap rosul adalah pasti nabi. Oleh karena itu, tidak akan ada syariat baru setelah syariat Nabi Muhammad saw.

Di dalam agama Islam, keyakinan bahwa Nabi Muhammad adalah sebagai nabi yang terakhir adalah bagian dari pondasi agama, sehingga orang yang mengingkari keyakinan ini bisa menjadi kafir dan keluar dari agam Islam . Keyakinan ini selain berdasar pada al-Quran dan Hadis Mutawatir, juga telah menjadi Ijma para sahabat nabi dan para ulama. Oleh karena itu, para sahabat nabi semuanya sepakat untuk memerangi Musailamah al-Kazhab dan menghukuminya sebagai orang murtad dan kafir dikarenakan dirinya mengaku sebagai nabi setelah Nabi Muhammad dan dia menolak untuk diajak bertobat. Dan tidak ada satupun dari sahabat nabi yang keluar dari kesepakatan tersebut. Musailamah adalah orang pertama yang mencoba membuka pintu kenabian di dalam Syariat Nabi Muhammad, dan setiap nabi palsu di zaman setelahnya adalah mengikuti jejak dirinya . Gelar al-Kazab (Sang Pembohong) yang disandang Musailamah adalah gelar yang diberikan oleh Nabi Muhammad kepadanya, hal ini adalah sebagai salah satu bukti bahwa nabi mengingkari pengakuan Musailamah sebagai nabi.

Munculnya nabi-nabi palsu adalah polemik yang mengancam akidah umat, khusunya bagi orang yang lemah imannya dan pengetahuannya. Oleh karena itu, pengetahuan tentang ditutupnya pintu kenabian harus dimiliki oleh setiap muslim, untuk membentengi akidah mereka agar mereka tidak terbujuk dengan setiap orang yang mengangaku dirinya sebagai nabi, atau yang kita kenal dengan nabi palsu. Dan di sini akan saya tuliskan diantara dalil-dalil daitutupnya pintu kenabian dari al-Quran, serta penjelanya.


Ditutupnya Pintu Kenabian dan Kesempurnaan Islam di dalam Al-Quran
Melalui al-Quran Allah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir. Ayat al-Quran yang secara khusus menjelaskan bahwa Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir sudah cukup dan kuat untuk dijadikan dalil ditutupnya pintu kenabian. Tetapi, ayat al-Quran yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk semua makhluk dan ayat mengenai agama Islam sebagai agama terakhir secara tidak langsung telah ikut menjadi penguat dalil tersebut, yaitu menjadi alasan ditutupnya pintu kenabian. Hal ini dapat difahami dari rangkaian-rangkain ayat-ayat di bawah ini:

Di dalam Surat Saba’, Allah swt menjelaskan bahwa diutusnya Nabi Muhammad adalah berlaku untuk semua manusia:

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’:28)

Jika rasul-rasul sebelumnya diutus terbatas hanya untuk kaumnya saja, maka ketika Allah telah mengutus Nabi Muhammad untuk semua manusia seluruhnya, maka Allah-pun mengakhiri pintu kerasulan dengan menjadikan risalah Nabi Muhammad sebagai penutupnya, hal ini karena tidak diperlukan lagi nabi-nabi lain setelah kerasulannya sudah mencakup untuk semua manusia di semua zaman. Oleh karena itu, di dalam Suarat al Ahzab Allah mengumumkan ditutupnya pintu kenabian dengan kenabian Nabi Muhammad:
“ Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (QS. Al Ahzab:40).

Ketika risalah kenabian telah ditutup dengan agama yang dibawa Nabi Muhammad, yaitu agama Islam, maka hal inilah yang menjadikan Allah menurunkan Islam sebagai agama terakhir dan agama yang disempurnakan, sebagimana dijelaskan di dalam surat al Maidah:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu” (QS. Al Maidah: 03).


*) Penulis adalah ketua LMI PCI NU Yaman dan mahasiswa Fakultas Syariat wa Qonun, Univ. al-Ahgaff, Hadramaut, Yaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar